4 Mitos Tentang Kopi Yang Akhirnya Terbantahkan!


 Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa di era yang serba cepat ini, informasi dapat begitu mudahnya tersebar ke seluruh penjuru dunia. Sisi buruknya, seringkali terdapat berita-berita palsu atau hoax yang memenuhi media, dan masyarakat terlanjur percaya terhadap itu.

 Tidak hanya berita, hal-hal yang sama juga terjadi pada fakta-fakta suatu ilmu pengetahuan. Seperti mitos tentang teh yang diseduh dalam poci dapat bertahan hingga 24 jam, minuman jus bisa menghilangkan rasa haus, serta masih banyak lagi.

 Tentu saja kopi juga memiliki mitos-mitos yang ternyata sudah dipercaya turun-temurun oleh sebagian orang awam.  Untungnya, kini beberapa dari mitos-mitos itu sudah terbukti tidak benar.

 Mau tahu apa saja mitos-mitos tersebut? Nih, ini dia!

1. Kopi adalah hasil komoditas paling laris kedua di dunia 


 Banyak yang mengira bahwa kopi merupakan hasil komoditas paling laris kedua di dunia, setelah minyak. Hal ini diprediksi dari tingkat konsumsi kopi masyarakat dunia yang mencapai 1,6 miliar cangkir perharinya. Bahkan, direktur dari Starbucks juga mengklaim akan kebenaran hal ini.

 Nyatanya, pasar kopi tidak mencapai angka setinggi itu. Walaupun memang benar, pada tahun 1970-an kopi termasuk komoditas yang paling banyak dicari dan diperdagangkan. Tetapi itu dulu. Kini, kopi hanya bernilai 1/4 saja dari harga pasar tembaga dan minyak. 


2. Kopi harus disimpan di kulkas untuk kesegaran yang lama


 Pernah nggak menemukan tulisan 'simpan di tempat terbuka' atau 'simpan di lemari es untuk kesegaran yang lama' pada kemasan kopi yang kamu beli? Pastinya sering, bukan? Rata-rata, di kemasan minuman instan memang sering terdapat tulisan rekomendasi tempat penyimpanan, termasuk pada kemasan kopi.

 Padahal faktanya, menyimpan kopi di kulkas bukanlah hal yang bagus untuk kesehatan kopi itu sendiri. Kelembaban kulkas akan membuat kopi menyerap air, sehingga bisa menjadikannya lebih cepat basi. Makanya, daripada disimpan di kulkas, lebih baik taruh kemasan kopimu di tempat yang sejuk dan kering, deh. Agar kesegaran kopi bisa bertahan lama.

3. Kopi dapat memulihkan rasa mabuk

 Mitos ini masih banyak dipercaya oleh sebagian besar orang, terutama bagi mereka yang merupakan pemabuk berat. Kopi dianggap mampu membuat tubuh tersadar dari efek alkohol, dan menambah energi yang terkuras akibat kelelahan.

 Sayangnya, mitos ini tidak benar adanya. Kafein tidak dapat mengubah konsentrasi alkohol pada darah manusia. Artinya, kopi tidak bisa berperan banyak dalam menyadarkan tubuh dari efek mabuk yang dihasilkan oleh alkohol. Kopi hanya mampu menutupi sedikit rasa lelah dan memberikan kesegaran sementara. 

4. Semakin gelap warna biji kopi, semakin kuat pula rasanya 


 Mitos terakhir adalah tentang warna dari biji kopi tersebut. Banyak yang percaya bahwa jika warna biji kopi begitu pekat, maka rasanya akan terasa lebih kuat. Ini berarti, proses pemanggangan biji sangat mempengaruhi rasa dan kualitas kopi yang dihasilkan. 

 Mitos ini sebenarnya tidak sepenuhnya salah, sebab suhu pemanggangan juga dapat mempengaruhi perubahan kadar kafein yang terkandung pada kopi. Tetapi, itu hanya akan terjadi jika suhu melebihi 315° C, sementara pada umumnya kopi tidak dipanggang hingga suhu 250° C. Jadi, kesimpulannya tidak ada perubahan yang berarti pada warna ataupun rasa kopi tersebut.






Post a Comment

0 Comments